Oleh : Safinah Azmir, M.Pd

Wali kelas (Walas ) bertugas sebagai pengarah. Bisa dikatakan penjaga pintu masuk lapangan pertandingan. Ada saja kisah lucu dan bikin garuk-garuk kepala walas yang tidak gatal. Ah, suasana ini bikin gemes para wali kelas. Ujian semester ganjil secara Online Berbasis Komputer yang pertama kali dilakukan pada Madrasah kami. Khusus siswa tahun ajaran 2020/2021

Percakapan Walas, Orang tua dan Siswa dengan aplikasi Whatsapp.

“ Assalamu’alaikum Ananda, semoga sehat selalu dan semangat dalam mengikuti ujian pertama hari ini. Ayo silahkan Ananda mulai ujian dengan link yang telah di share. Jangan lupa nomor ujianmu dan gunakan token ujian hari ini”, walas mengirimkan pesannya pada group kelas.

Masuk pesan ke wa pribadi Walas. “ Bunda, nomor tokennya mana?”, pertanyaan Siswa A.

“Bun, Kenapa tidak bisa-bisa masuk ya?, Link untuk masuknya mana Bun?”, pesan masuk dari Siswa B.

Melihat masih ada pertanyaan yang sama, akhirnya walas merekam suaranya. Walas mengarahkan siswa mulai dari masuk dengan link PAS. Mengirimkan foto tatacara mengisian data. Padahal semuanya sudah dijelaskan sebelumnya. Kenapa banyak bertanya? Karena mereka sewaktu pengumuman di group tidak Literat. Tidak peduli yang ada pada group kelasnya. Tidak membaca dan melihat pesan penting. Dan tidak mau mengikuti simulasi yang diadakan selama dua hari.

Simulasi yang dilakukan, hanya sebagian siswa yang mau mencoba, inilah akibatnya ketidak pedulian mereka. Akhirnya banyak pertanyaan setelah ujian sebenarnya berlangsung. Komunikasi Walas dan Siswa hanya secara jarak jauh. Walas terus berusaha semaksimal mungkin agar semua siswa dapat ujian dengan baik.

Setiap kejadian selama dua hari ini, menjadi pembelajaran buat semuanya. Siswa yang tidak mau bertanya, akhirnya tidak ikut ujian hari pertama. Dia mengganggap, rentang waktu pengerjaannya 24 jam. Walas berusaha mencari solusi, agar siswa juga tidak dirugikan, karena ulahnya sendiri. Untuk ujian ulang baru dapat dilakukan setelah semua ujian selesai.

Seperti peristiwa pagi ini, sekitar 15 orang anak belum muncul setelah ujian berlangsung 15 menit. Satu persatu mereka dihubungi Walas. Ada yang baru bangun tidur dan ada yang dengan santainya bertanya.

“Sudah mulai ya Bun?”.

“Dia susah bangunnya Bunda”, kata si Kakak Ketika mengangkat telpon dari Walasnya. Walaspun dengan spontan menjawab”, Ayo Kak ambil air, cipratan ke mukanya”.

“Oh iya Buk, belum masuk anak saya lagi ujian?”, jawab orang tua siswa yang dihubungi. Sebentar saya telpon dulu, saya sudah di tempat kerja. Berbagai peristiwa pagi ini. Alhamdulillah semua siswa dapat menyelesaikan dua mata uji hari ini.

Berbagai kisah dua hari ujian online berbasis komputer ini. Walas terduduk dikursinya, sambil senyum-senyum dan curhat dengan teman sesame walas. Sama yang dirasakan oleh Walas-walas yang ada. Tidak ada yang seenak ujian di sekolah. Kita bisa melihat mereka. Orang tuapun dengan segera membangunkan mereka agar cepat pergi sekolah.

Inilah ujian bagi semua pihak. Proses penilaian akhir semester secara online berbasis computer, menjadikan kita semakin tanggap dengan lingkungan. Kita menyadari ternyata tekhnologi hanya untuk membantu, sedangkan guru tetap sebagai sopirnya. Sebagai Penggerak.

Tetap semangat para guru dan orangtua. Kita (guru dan orang tua) adalah penggerak dan pengarah. Siswa memang harus kita berikan kejutan-kejutan dengan motivasi dan nasehat. Guru harus gigih dan sabar menghubungi mereka. Mengajari arti tanggungjawab, disiplin dan nilai-nilai kejujuran. Semoga Penilaian Akhir Semester ini berjalan dengan lancar. Aamiin.

Wallahua’lam bissawab.

#Kegiatan PAS MTsN 3 Kota Padang#

(SA. Padang 04122020). #T.365#H-325#